Tuesday, July 24, 2018

Find Rambo Here....

Tersebutlah tiga orang juragan besar yang memimpin perkebunan dan pertambangan besar, memiliki banyak anak buah dan pelayan serta daerah kekuasaan yang amatlah luas. Mereka adalah Sam, yang memiliki banyak hasil alam sekaligus pedagang dahsyat yang membuatnya memiliki kemakmuran tingkat tinggi. Sementara satunya lagi adalah Mikail, daerahnya juga luas, sayang banyak anak buahnya yang tidak suka dengan sistem sama rata dan sama rasa yang diberlakukannya. Meski Mikail juga cukup sukses, ia tidak suka memberlakukan kemakmuran seperti Sam, ia memberlakukan keseragaman pada semua bawahannya, dan kelak hal inilah yang menimbulkan gejolak dalam kepemimpinannya. Dan yang terakhir adalah Ali, seorang yang kecanduan agama penganut agama yang taat, meski tidak sekaya, sesukses dan semakmur dua orang lainnya. Namun ia memiliki banyak sanak famili dan kolega yang setia membantunya.


Mikail seorang yang rakus dan tamak, meski telah memiliki daerah luas dan banyak bawahan, ia masih berniat merebut semua milik Ali. Dan kemudian ia pun merencanakan perang besar dalam rangka merebut daerah kekuasaan Ali. Berhasil!, dengan balatentaranya yang kuat dan dipaksa untuk setia, dengan berbagai janji muluknya buat semua bawahanya yang membuat mereka semua bersemangat dan pantang menyerah, maka berhasillah Mikail menaklukkan seluruh daerah dan harta benda milik Ali. Meski ia masih memperbolehkan semua anak buah dan bawahan Ali untuk tinggal dan beraktifitas di sana.

Mikail adalah seorang yang tidak jelas agamanya, ia tidak pernah melakukan ritual keagamaan, tidak juga sekedar mengakui adanya agama seperti yang dilakukan Sam, dan hal inilah yang akhirnya membuat Sam yang kaya dan perkasa turun tangan. Sam mengutus Rambo pasukan terbaiknya untuk menolong Ali dan seluruh bawahannya. Namun Sam yang menganut prinsip modal dan usaha sekecil kecilnya dan seminimal mungkin untuk meraih hasil serta keuntungan sebesar dan semasimal mungkin ini tidak mau rugi, apalagi ia punya Chanu, seorang cerdik pandai yang sebenarnya memiliki rencana besar dan jahat.

Sebelum lebih jauh menjelaskan langkah langkah yang diambil oleh Sam, mari kita ketahui lebih banyak siapa Chanu, si Aktor Intelektual kebanggaan dan kesayangan Sam. Chanu adalah orang yang terusir dari tempat tinggalnya, seluruh keturunan, anak buah dan pengikutnya konon banyak dibantai dan dibunuh, hal inilah yang membuat si jenius ini dendam kesumat dengan semua orang, termasuk kepada Ali, yang sebenarnya masih ada hubungan keturunan dengan dirinya.

Maka ia pun menyusun lagi semua rencananya, dengan kejeniusan dan keuletannya ia telah mengumpulkan kekuatan bawah tanah, menghubungi semua keturunan dan pengikutnya yang masih setia dan masih hidup, menyusup di semua daerah kekuasan juragan juragan makmur, Sam sudah dikuasainya sepenuhnya, begitu juga dengan beberapa keluarga dan kerabat Ali. Sehingga akan dengan mudahnya ia akan menghancurkan dan meremukkan seluruh keluarga, keturunan dan kerabat Ali. Jeniusnya lagi, ia tidak mau menyerang secara terang terangan, ia akan memanfaatkan semua kekuatan dan kekayaan Ali dan seluruh kerabatnya untuk saling hancur menghancurkan. Singkatnya, ia memiliki rencana besar dan bengis.

Sekarang langkah yang diambil oleh Sam. Ia mengutus pasukan terbaik dan terpandainya ke daerah kekuasaan Ali, termasuk membentuk pasukan Bom Jihad tempur yang kuat dan berani mati guna membendung keluar pasukan Mikail. Sam tidak mau mengulangi kesalahannya saat sok pahlawan dulu. dulu Sam membantu Hochii untuk membebaskannya dari cengkraman Jaques dan menerapkan sistem ekonomi kapitalisme yang mampu memberikan keuntungan besar meski modal kecil, nyatanya? Malahan semua bawahan dan keturunan Hochii malah memberlakukan sistem sama rata dan sama rasa seperti yang diberlakukan Mikail. Serta lebih parah lagi Sam menderita banyak kerugian dan anak buah yang mati. Meski Sam menutup dan menyembunyikannya rapat rapat membantahnya keras!

Maka, Sam pun mengutus pasukannya sekedar untuk jaga jaga, sambil melatih prajurit Ali untuk merebut kembali kemerdekaan mereka, apalagi Ali dan seluruh pengikutnya yang kecanduan agama taat beragama bisa menjadi sasaran empuk buat doktrin pengkafiran dan penghujatan kepada Mikail yang tidak jelas agamanya. Dengan kata lain, Mikail dan seluruh pengikutnya adalah manusia manusia yang agamanya tidak jelas kalau tidak mau dikatakan tidak beragama, sementara Ali dan seluruh pengikutnya amatlah benci manusia manusia jenis tersebut, bagi mereka manusia manusia jenis pengikut Mikail itu darahnya HALAL! Termasuk juga sangat layak untuk dibenci! Sehingga dengan memadukan kebencian dan rasa terjajah, pasukan intelektual Sam akhirnya behasil membentuk pasukan Bom Jihad pasukan berani mati dari pihak Ali untuk merebut kembali kemerdekaan mereka.

Luar biasanya, pasukan berani mati yang terbentuk ternyata bukan hanya dari rakyatnya Ali semata, namun rupanya sanak saudara dan kerabat Ali dari berbagai daerah macam daerah yang dipimpin oleh juragan bernama SBY Suroto, Mahatir, sampai sampai daerah yang dipimpin oleh Idi Amin dan lain lain juga bergabung membantu keluarga mereka.

Singkat kata singkat cerita, pasukan terbentuk, Mikail dan pasukannya terusir-dan malah kemudian hancur kerena konflik interen-, Ali memiliki pasukan berani mati, namun sayang konflik tidak berakhir. Kebiasaan gontok gontokan dan main saling iri dan saling curiga dari Ali dan kerabat kerabatnya malah membuat Sam menjadi penguasa baru di sana. Konflik itu pula yang membuat Chanu tersenyum culas, dengan bahagia ia menyaksikan pasukan dan rakyat Ali saling bunuh bunuhan, ilmu perang yang didapat digunakan untuk saling bunuh sesama saudara. Misi pembalasan dendamnya berhasil!

Kita tinggalkan dulu konflik yang berkesinambungan di daerah kekuasaan Ali, mari kita menengok nasib manusia manusia yang lulus akademi perang bentukan Sam, manusia manusia itupun kembali kekampung halamannya masing masing, yang anak buah Suroto kembali ke daerahnya, pun juga yang anak buah Mahatir dan lain lain. Mereka hidup tenang, bekerja seperti halnya orang biasa, menjalankan Syariat Islam ibadah sesuai agama dan keyakinan masing masing, pokoknya hidup normal seperti rakyat lainnya, meski demikian mereka tidak kehilangan kontak dengan rekan rekan mereka semasa di akademi perang dahulu.

Hingga suatu saat terjadilah beberapa kejadian heboh, mulai dari konflik berdarah di sebuah daerah kecil yang dipimpin oleh Marcos, kemudian daerah kekuasaan Suroto yang selama ini tenang dan makmur diguncang ledakan dahsyat bernama Bom Bali dan Bom J.W Marriot di beberapa daerah, serta nun jauh di sana Sam pun kelimpungan dengan tragedi WTC 11 September kecelakaan alat tansportasi yang memakan banyak korban jiwa, konon hal tersebut dikarenakan sebuh sabotase rencana dari kaum berjenggot. Yang menjadi tertuduh adalah para alumnus akademi perang bentukan Sam di daerah kekuasaan Ali dahulu.

Sam yang sampai sekarang tidak pernah mengakui akademi bentukannya itu mengerahkan segala daya upaya untuk ribut ribut menangkap semua pelaku, termasuk mendoktrin Suroto untuk sok ribut menangkap para alumnus alumnus akademi perang bentukannya tadi. Kenapa Suroto manggut manggut saja saat Sam mengerahkan titahnya? Kenapa Suroto dan seluruh konco konconya tidak berani membantah perintah Sam? Hal ini dikarenakan Suroto hutang nyawa, hutang jasa, hutang budi, dan hutang harta dengan Sam.

Sam menunjuk bahwasanya daerahnya Suroto dan Mahatir adalah sarang alumnus akademi perang tadi (*singkatnya akan disebut dengan terrorist*). Mereka harus diberantas sampai ke akar akarnya, semua keturunannya harus dibunuh dan dibasmi, semua kegiatannya adalah kejahatan, semua rekannya dan yang pernah membantunya atau sekedar pernah kenal dengan para terrorist sudah bisa dikategorikan sebagai terrorist pula, sehingga harus ditangkap, diadili dan akhirnya dibunuh!. Suroto manggut manggut aja, apalagi anak buah dan seluruh rakyat Suroto memang lapar dan haus, sehingga bantuan dana dari Sam membuat mereka bekerja cepat dalam penanggulangan masalah terrorist, meski harus menelantarkan kasus kasus penggelapan dana yang bertebaran di daerah kekuasaan Suroto.

Suroto dan seluruh pembantu serta aktor intelektualnya juga tidak pernah peduli dengan kelaparan, kemiskinan, pengangguran termasuk pengerukan kekayaan secara besar besaran yang dilakukan Sam terhadap negaranya. Suroto dan bawahan bawahannya menganggap bahwa pengerukan itu adalah balas jasa terhadap segala hutang mereka kepada Sam, sementara konflik interen adalah makanan media massa. Kalau tidak ada konflik interen, media massa tidak punya bahan buat diangkat menjadi berita sehingga menjadikan mereka tidak bisa makan. Dengan adanya konflik intern, media massa punya berita, para kulinya dapat makan, bagaimana dengan penyelesaian dari masalah tadi tadi? Ah, peduli amir ujar Suroto. Toh sudah ada Raja Raja Kecil di tiap daerah dan distrik yang siap memberi solusi.

Lantas? Sampailah kita pada akhir cerita. Sampai sekarang Suroto masih manggut manggut dan nurut sama Sam, mungkin sebagai balas jasa dan bayar hutang buat Sam. Sam makin mencengkram berbagai daerah, dengan cara penjajahan langsung maupun tidak langsung, yang jelas ia dan pengikutnya semangkin kuat dan berkuasa. Suroto makin terpuruk dan hancur. Mahatir, tetangga dekat yang masih terhitung saudara dengan Suruto makin semena mena dengan Suroto dan derah kekuasaanya, tanpa ada tidakan lanjut yang lebih jelas dari Suroto yang memang masih terbuai dengan dongeng surga dari para orang tua dahulu.

Sementara Mikail mengumpulkan sisa sisa daerahnya untuk kembali menyangi Sam, untuk kembali menjadi kuat. Ali? Masih tetap seperti yang dulu, hancur karena konflik interen hasil rancangan sekaligus proyek balas dendamnya Chanu. Chanu? Ah apakah yang satu ini terlupakan? Tidak, ia sebagai aktor intelektual dari berbagai kekacauan dan konflik tenang tenang saja, ia dan seluruh konconya menikmati semua kekayaan milik Sam dan memanfaatkannya untuk provokasi dan propagandanya, sekaligus untuk misi besar yang selama ini mereka rencanakan…………..merebut kembali tanah kelahiran mereka sekaligus menguasai semua harta benda milik Sam, Suroto, Ali, Mikail, Mahatir dan semua juragan.

Bagaimana dengan pasukan berani mati alumnus akademi perang? Otak dan hati mereka mungkin hanya dipenuhi dengan Karabin, Revolver, bom dan lain sebagainya. Mereka memang berani mati, sayang salah jalan dan salah kaprah. Harusnya mereka habis habisan menghacurkan Chanu dan semua pengikutnya sampai keturunannya. Jangan malah mengganggu ketentraman dan ketertiban umum, apalagi sampai menumpahkan darah sesama Muslim saudara seagama mereka.

Kalau memang dalam hati dan otak mereka memang isinya hanya perang dan membunuh, harusnya mereka bisa menyalurkannya di jalan yang lain. Bukan malah memperparah keadaan yang makin membuat Chanu tersenyum puas dan culas, melihat musuh musuh abadinya yang jauh lebih besar dan banyak, bahkan lebih kuat, lebih kaya lebih segala galanya. Saling gontok gontokan, bunuh membunuh sesama saudara, bahkan ribut ribut soal tata cara menyembah tuhan yang sebenarnya sudah Satu dan sama, tapi hanya karena beda cara ibadah malah ribut sendiri dan menyalahkan masing masing aliran dan mahzab, sementara Chanu sudah bisa bikin senjata Uzi melangkah jauh, menguasai media massa, menguasai sistem politik, menyetir keadaan ekonomi, sampai sampai membunuh seenak hatinya.

Hasil ngobrol bareng seorang fans berat Tan Malaka, plus baca artikelnya Bang Arif yang ini. Yang merasa keberatan, silakan. Ini hanya kisah……..ada tidak ada manfaatnya….semua tergantung anda para pembaca.OOT Buanget: Supaya Chika ga marah dan nagih, makanya ku kasih link ke dia

No comments:

Post a Comment

Wanna leave a comments ?