Thursday, July 26, 2018

Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK)

Apa sich OSPEK itu? Kalau saya tidak salah, itu adalah akronim dari Orientasi Pengenalan Kampus. Mengapa saya tertarik dengan OSPEK? Sebagai mantan mahasiswa, saya merasa kegiatan yang bernama macam macam (ada yang bilang mapram, pelocoan dan lain sebagainya) ini banyak manfaat nya buat mahasiswa baru. Saya sangat merasa kecewa dengan Universitas Lambung Mangkurat, lebih spesifik lagi dengan kampus FKIP nya yang melarang adanya kegiatan ini. Dengan berbagai alasan, kegiatan ini resmi dilarang, meski pernah dijanjikan untuk di legalkan kembali. Saya pribadi merasakan manfaat dari OSPEK, dan akan coba saya jabarkan manfaat yang saya rasakan.

Pertama, dengan status sebagai mahasiswa baru, yang berada di lingkungan dan pergaulan serba baru, kegiatan ini membuat kita bisa berkenalan, bisa akrab dan bersahabat dengan rekan rekan seangkatan kita, lebih lanjut lagi, dari sini pulalah bisa terjadi yang namanya dapat pacar baru. Dengan keberagaman jurusan yang ada di FKIP adalah mustahil bagi saya pada saat itu untuk bisa mengenal teman teman seangkatan saya yang berasal dari jurusan dan program studi lain kalau saja tidak ada OSPEK pada tahun 2001 itu. Karena waktu itu kami yang berbeda beda jurusan dan prodi tapi sama fakultas di kelompokkan menjadi kalau tidak salah 18 kelompok, dimana setiap kelompok berisi mahasiswa mahasiswi dari berbagai jurusan dan program studi. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung saya berhasil mengenal mahasiswa jurusan lain. Dan itu semua sedikit banyak adalah berkat adanya OSPEK.

Kemudian setelah OSPEK berlalu, saya justru mendapat lebih banyak lagi teman. Contohnya begini, waktu di kelompok 17 saya satu kelompok dengan mahasiswa MIPA yang namanya Azhari, setelah OSPEK saya nongkrong bareng dengan Azhari, saya mengajak teman teman satu jurusan saya yaitu jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, sementara Azhari pun mengajak teman temannya dari MIPA yang sebelumnya tidak saya kenal macam Nurdin M Top, Amrozy, dan lain lain. Kami semua pun akhirnya saling kenal satu sama lain, nah itulah manfaat pertama dari OSPEK.

Kedua, bisa kenal dengan mahasiswa yang lebih tua, sehingga di besok besok kita punya banyak koneksi dan kenalan, tidak hanya dengan rekan satu angkatan, tapi juga antar angkatan. Saat disuruh minta tanda tangan dengan senior, kita bisa mengingat nama dan juga kalau beruntung tau jurusannya, besok besok, saat ga OSPEK lagi,silakan saja anda bertegur sapa dengan mereka, asal yang ditegur juga ramah, Insya Allah komunikasi dua sisi yang bakalan berlangsung. Dengan demikian kita yang masih junior akan sangat terbantu oleh karena perkenalan dan diskusi kita dengan senior senior di kampus. Kita jadi bisa tanya tanya soal keadaan sekitar kampus, tanya tempat kampus yang asik dan rame buat nongkrong, bisa juga tanya gimana pengalaman mereka waktu mengambil mata kuliah Pronunciation Practice atau Dictation dulu saat mereka juga masih semeseter satu sama para senior yang kebetulan satu prodi.

Terakhir dan yang paling asyik adalah saat perkenalan kita dengan senior berlanjut dengan hubungan persahabatan yang lebih serius dan kemudian di teruskan dengan menjadi hubungan mesum mesra.

Ketiga, punya cerita seru buat diceritakan sama anak cucu. Termasuk juga dengan teman teman dari kampus lain, masa orang lain bisa cerita serunya dia waktu ikutan OSPEK, sedangkan kita cuma jadi pendengar yang manis? Misalnya saat teman saya si Anto yang kuliah di Fakultas Seni Perang dan Gerilya itu ketemu saya, lalu dia dengan semangat berapi api bercerita tentang pengalamannya menjadi peserta OSPEK, saya akan membalas dengan cerita seru tentang OSPEK yang juga saya alami, bukan cuma bengong mendengarkan dia bercerita, sehingga pebincangan makin menjadi hangat, seru dan bahkan cenderung ber api api. Ini manfaat ketiga

Keempat, benar benar mengenal lokasi kampus sendiri dengan detail, mengenal para penjaga kampus,mengenal dan mengetahui persis ruang BAAK atau ruang penting macam WC, mengenal wajah dan nama dosen, bahkan dekan. Karena kita semasa OSPEK sudah habis keliling keliling lokasi kampus sendiri, disuruh minta tanda tangan ama dekan, dosen, bahakan pegawai BAAK mungkin. Namun besok besok kita mau berurusan jadi ga bingung lagi, takkan terjadi kebingungan kita saat harus mencari ruang dekan, ruang BAAK dan urusan urusan kampus lainnya, karena kita sudah tau kemana tujuan dan makhluk yang bakal kita cari.

Kelima, yang ini khusus buat panitia. Dengan status sebagai panitia, kita jadi belajar lebih banyak untuk bisa berorganisasi, dan berinteraksi secara baik dan benar. Termasuk untuk belajar mengatur diri sendiri, mengontrol emosi kita. Saat menjadi panitia, semua panitia adalah kumpulan kepala kepala yang di penuhi idealisme, saran, kemauan, kepalsuan, dendam, dan berbagai perasaan serta fikiran jahat lainnya, namun bagaimanapun caranya kita semua panitia tetap harus kompak, bersama sama bekerja sesuai tugas dan divisi masing masing, sehingga acara dapat bejalan sesuai dengan yang diharapkan. Inilah manfaat terakhir.

Sialnya, setelah saya menjalani hari hari sebagai peserta OSPEK FKIP UNLAM yang diberi label Kegiatan Bakti Sosial Mahasiswa 2001 itu, kegiatan OSPEK tahun demi tahun telah menjadi mayat yang terkubur dibawah kebodohan, kesombongan dan idealisme para petinggi fakultas tersebut.

Kalau dibilang saya menulis ini atas dasar dendam karena tidak sempat mengOSPEK mahasiswa baru, jawabannya....bukan, saya sudah tergabung dalam organisasi pecinta alam, yang pastinya tiap tahun punya acara Latdas (Latihan Dasar), yang lebih seru dan menantang ketimbang OSPEK. Saya hanya merasa prihatin dengan mahasiswa mahasiswi sekarang (utamanya di FKIP) yang tidak bisa menyebutkan nama dekan atau rektor kampusnya sendiri, bahkan tidak kenal sama sekali dengan orang yang ternyata satu angkatan dengan dia, satu program studi lagi ternyata. Parahnya lagi, ada yang ga tau nama dosen yang tadi baru saja mengajar dia di kelas. Kalau dengan mahasiswa yang satu angkatan dan satu program studi saja tidak kenal, gimana kalau ditanya mahasiswa angkatan lain? Atau ga usah jauh jauh, mahasiswa satu angkatan yang beda jurusan atau program studi.

Kalau sudah begini kejadiannya, dapat dipastikan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi para mahasiswa non OSPEK itu akan sangat memprihatinkan. Termasuk rasa sungkan dan hormat mahasiswa mahasiswi terhadap dosen dosen yang baru akan muncul kalau mereka sudah diberi nilai rendah atau ga diluluskan oleh bapa dan ibu dosen, dengan harapan basa basi mereka bakalan menyelamatkan mereka untuk tidak diberi nilai rendah untuk kedua kalinya, maka mahasiswa mahasiwa ini belaku sok sopan. Bisa juga mereka bersikap sungkan dan sopan dengan dosen bukan karena memang mereka ingin menghormati dosen itu, namun karena sang dosen mempunyai reputasi sangar sebagai dosen killer yang terkenal hingga ke Fakultas lain.
Tips agar selalu gembira saat di OSPEK:
  • Segala macam hukuman ataupun teriakan teriakan panitia iseng itu biarkan saja, anggap saja setan lewat.
  • Semangati diri dengan tekad kuat dan percayalah bahwa panitia itu cuma maian main saja, lagipula kita tidak sendirian merasakannya, masih ada teman teman satu angkatan yang juga berbagi rasa dan mengalami OSPEK.
  • Dengan segala niat jahat dalam hati kita, niatkanlah kuat kuat bahwa apa yang di alami di masa masa OSPEK ini kelak akan dirasakan juga oleh adik adik angkatan.
  • Niatkan pula dalam hati bahwa jika tahun depan saya menjadi panitia, maka saya akan bersikap lebih ramah dan baik daripada panitia yang mengOSPEK saya. Kalau saat saya jadi peserta OSPEK tidak seorangpun peserta menangis atau jatuh pingsan karena sikap ramah panitia, maka tahun depan saat saya dan teman teman peserta yang gantian menjadi panitia, adalah gagal terutama bagi saya untuk bersikap ramah kalau saya tidak berhasil membuat pingsan peserta, paling tidak saya harus bisa membuat peserta menangis.
Dengan demikian maka masa masa kita di OSPEK akan menjadi terasa sangat menyenangkan, serasa berada di taman berisi wanita wanita cantik yang semuanya bugil. Sekian terima kasih.

1 comment:

Wanna leave a comments ?