Wednesday, July 25, 2018

Keparat Kampus

Melanjutkan karya tulis saya yang terdahulu, dan menindaklanjuti komentar dari Alief di sini.

Di kampus, keparat itu tidak hanya satu, tapi bisa banyak sekali. Yang paling utama dan paling sering adalah para keparat yang bernama dosen. Mereka mereka ini sering memberikan nilai buat mahasiswanya seenak hati dan perutnya saja. Dengan kriteria yang ga jelas, dengan daftar nilai yang isinya hanya nilai akhir, tiba tiba saja mahasiswa mendapati yang diluar dugaan. Yang ajaib adalah para keparat yang dengan semena mena memberikan nilai “A” buat mahasiswa yang cantik atau terlihat pintar dengan penampilan berkacamata tebal dan buku yang selalu dibawa kemana mana. Ada juga yang dengan mudahnya memberikan nilai 78 untuk nilai final test mahasiswa yang berhasil menjawab dengan benar 48 dari 50 soal. Saat ditanya “Pa/Bu! Kenapa nilai saya hanya 78, kan seharusnya 90, atau minimal 80?”, dan mereka pun menjawab “supaya kamu tidak dapat nilai ‘A’, kalau saya kasih 80 nanti nilai kamu ‘A’”.

Lanjut, keparat bernama dosen ini, tidak pernah masuk saat mata kuliahnya berlangsung, tiba tiba masuk langsung ngasih bahan untuk di baca, dan berkata “minggu depan kita midtest”, setelah itu, ngasih bahan lagi, dan bilang “ini tolong dipelajari, ini bahan midtest kalian, dan ini bahan final test kalian.”, lalu mengumumkan tangal untuk midtest dan ujian akhir,setelah itu nilai mahasiswa yang keluar setelah ujian akhir? paling tinggi “C+”!, sedangkan nilai lainnya didominasi oleh nilai “D”. Dapet nilainya dari mana? Dari menerawang?

Ada juga yang berkata bahwa mahasiswa itu ,tidak boleh gondrong, tidak boleh pakai sendal dan baju kaos. Mahasiswa yang ga nurut silakan keluar, kalau masih membangkang konsekuensinya adalah tidak lulus mata kuliah saya. Puah!!!. Pokonya™ setan kau, gondrong tidak dosa tau!, urusan rapi juga urusan kami pribadi dengan Tuhan kami masing masing, manusia apalagi keparat bernama dosen tak pantas untuk menentukan bahwa kami ini rapi atau tidak rapi. Pakai sendal jepit dan baju kaos itu tidak mengganggu ketenangan belajar, yang berpakaian rapi itu justru Keparat Bernama Pejabat!.

Salah satu yang parah adalah keparat bernama dosen yang meminta dengan terang terangan atau sembunyi sembunyi kepada mahasiwanya untuk menyetorkan uang, sebagai imbalan untuk nilai yang diinginkan mahasiswa, ada yang misalnya pasang tarif pukul rata 100 ribu rupiah untuk nilai “A”, ada juga yang cukup dengan dijenguk dan dikasih oleh oleh alakadarnya, dan yang benar benar keparat adalah dosen yang mendata kemampuan ekonomi mahasiswanya, untuk kemudian memasang tarif yang berbeda beda sesuai dengan kocek ortu mahasiswa. Sampai sampai ada dosen yang menyuruh mahasiswinya untuk ***** ** ********** ***** ***** ******* ***** ******** ***** **********. Masih banyak tingkah laku lain dari para keparat bernama dosen ini, silakan pembaca tambahkan sendiri.

Di kantor BAAK dan staf staf kepegawaian dan kemahasiswaan lainnya, keparat keparat yang lainnya bertaburan, mereka memperlambat proses registrasi kartu rencana studi mahasiswa, menerapkan pungli dan birokrasi komplek untuk mengurus keterlambatannya, menerapkan hal yang sama kepada mahasiswa yang ingin membuat ijin dan surat menyurat lainnya. Salah satu bukti dari para keparat ini : sudah tiga minggu saya mengurus perbaikan nilai saya, masih belum keluar, dengan berbagai alasan macam dekan yang belum datang sehingga belum bisa dilegalisir, sampai dengan keparat ibu yang kemaren menerimanya tidak ada di tempat, sehingga belum bisa di konfirmasi. Bilang aja malas, sengaja belum dikerjakan, dan pengen menerapkan pungli!

Dikantor ketua Prodi, Ketua Jurusan, Ketua Fakultas (Dekan), sampai ketua Universitas (Rektor). Mereka ini adalah para pemakan duit yang mengandung “lemak babi”. Berbagai proyek kampus yang menghabisakan dana abadi, berbagai sumbangan dan bantuan pemerintah, berbagai fasilitas, dan sogokan sogokan mahasiswa atau berbagai institusi lainnya yang ingin urusan lancar, semuanya kalau tidak banyak, maka sedikit, duit ini mengisi kocek mereka.

Keparat lainnya yang paling banyak berseliweran dikampus: MAHASISWA. Di ruangan BEM, kerjannya masukin proposal dengan penggelembungan dana yang fantastis, kalau tembus uangnya bakalan dinikmati berbagai oknum dari BEM itu. Minta fasilitas yang berlebihan dari fakultas, dan memakainya buat kepentingan pribadi. Mengambil KHS dari BAAK kemudian menjualnya kembali kepada mahasiswa, dan menerapkan harga baru buat mahasiswa non anggota BEM yang mengambil KHS nya, harga asli dari BAAK 1500 per lembar, dijual oleh para keparat ini seharga 5000 rupiah, bahkan lebih. Juga Menggunakan ruangan untuk kegiatan yang tidak sepantasnya. Yang terakhir adalah mahasiswa mahasiswa yang bermarkas di sekitar rumah ibadah kampus, dengan slogan Pokoknya™ Kami Yang Paling Benar, Pokoknya™ Pacaran Haram.

No comments:

Post a Comment

Wanna leave a comments ?